Minggu, 17 Februari 2013

Perhatikan Bahaya Dari Obat Pelangsing


Masalah berat badan yang berlebihan memang memusingkan sekali, tidak hanya terjadi pada wanita,namun juga pada pria. Salah satu solusi yang sering dilakukan oleh banyak orang adalah dengan menggunakan obat pelangsing. Seberapa amankah obat pelangsing ini sebenarnya? .  Seperti apakah obat - obat yang sering disalah gunakan sebagai obat pelangsing?.  yuk kita simak uraian dibawah ini:

Salah satu solusi dengan obat pelangsing

Tetapi perhatikan! Jangan terlalu mudah untuk mengkonsumsi obat pelangsing, lihat cara kerjanya dan apa bahannya, sebab nanti bukan langsing yang didapat, malahan penyakit. Obat pelangsing umumnya mengandung psikotropika golongan II yaitu turunan amphetamine. Karenanya bagi anda yang ingin mengkonsumsinya sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter Anda. Atau bila ingin, carilah solusi yang secara alami dan herbal tanpa menggunakan bahan2 kimia, sehingga tanpa efek samping sama sekali seperti yang saya rekomendasikan. Memang ampetamin tidak diizinkan di konsumsi tanpa resep dokter, tetapi kebanyakan orang menggunakannya dengan dosis yang salah.

Sebenarnya jika kita mengkonsumsinya dengan aturan yang ketat, dengan pengawasan dokter makan efek negatif obat pelangsing tersebut bisa diminimalkan. Tapi yang terjadi adalah kita seringkali mengkonsumsinya dengan dosis tinggi dengan berharap obat pelangsing akan lebih cepat menjadikan kita langsing, kita meminum 10, 20 hingga 30 butir perhari. Oleh karena itu, konsultasi ke dokter itu sangat penting bila berhadapan dengan masalah obat, dan langsung beli ke apotik yang kamu percaya.

Kalau kamu mau tahu, ampetamine sebenarnya termasuk dalam golongan narkoba, cuma sebagai narkoba yang di izinkan penggunaannya. Untuk psikotropika dan narkotika golongan  II dan III di izinkan untuk sebagai obat. Sedangkan narkotika dan psikotropika golongan I dilarang penggunaannya sebagai obat, meskipun begitu tetap saja masih banyak yang menyalah gunakannya. Narkotika golongan I ini contohnya heroin, ganja dan kokain.  sedangkan psikotropika golongan I adalah ineks dan extasi. Narkotika yang di salah gunakan oleh masyarakat itu berbeda sekali dengan yang digunakan dokter, sebab narkotika yang digunakan dokter itu zat aditifnya masih sangat rendah.

Obat pelangsing bekerja dengan cara bermacam macam, diantaranya adalah membuang lemak di dalam tubuh , menekan nafsu makan , mempercepat rasa kenyang, meningkatkan absorpsi lemak, dan bulk fillers (pengganjal perut).

Penyalah Gunaan Obat Pelangsing

Kadang kadang didapati pemakian obat obatan yang mempunyai efek samping mengurangi berat badan padahal obat tersebut bukanlan obat pelangsing. Berikut ini yang umum terjadi:

  1.     Obat diuretik yaitu obat yang merangsang orang untuk sering buang air kecil.Memang dengan obat ini berat badan akan turun, tetapi penurunan seperti ini cukup berbahaya bagi tubuh karena cairan didalam tubuh akan berkurang dan lama - lama akan membahayakan jantung dan ginjal. Jadi, obat diuretik tidak di anjurkan sebagai obat pelangsing.
  2.     Obat pencahar (laksatif) juga sering digunak Obat pencahar dapat menyebabkan terinfeksinya saluran pencernaan dan menurunkan kadar cairan dalam tubuh.
  3.     Obat antipasmodik, dapat membuat perut kembung dan terasa kenyang. Hindari obat ini sebagai obat pelangsing.
  4.     Obat digitalis. Obat ini semula adalah obat jantung, dan memang memiliki efek samping menurunkan berat badan. Mengkonsumsi obat ini secara lama dapat menyebabkan anoreksia. Jangan gunakan obat digitalis sebagai obat pelangsing


Jadi, sekarang  semua terserah pada kamu ingin mencari alternatif lain yang lebih baik untuk menurunkan berat badan atau menggunakan obat pelangsing sesuai dengan anjuran dokter untuk meminimalis efek samping.

Minggu, 03 Februari 2013

Mengenal Manfaat Di Balik Diet


Diet sering kali di hubungkan dengan mengatur pola makan untuk mendapatkan tubuh yang langsing. Padahal, hal ini tidak sepenuhnya benar, karena diet pun bisa bermanfaat untuk mencapai tujuan kesehatan lainnya.

Mengacu pada Kamus Gizi Pelengkap Kesehatan Keluarga 2009 keluaran Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), diet adalah “pengaturan pola dan konsumsi makanan serta minuman yang dilarang, dibatasi jumlahnya, dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu untuk tujuan terapi penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan berat badan”.  Oleh karena itu, tak heran bila ada berbagai macam diet, seperti diet jantung, diet rendah garam (untuk penderita hipertensi), diet rendah kalori (untuk penderita obesitas), diet rendah protenin (untuk penderita penyakit ginjal kronik), serta diet rendah purin (untuk penderita gout atau asam urat).

Sekarang, lihatlah kembali bagaimana tubuh kita bekerja. Tubuh diibaratkan seperti mesin, tidak pernah berhenti bekerja. Setiap langkah produktivitas di tunjang oleh sistem kerja berbagai organ yang ada didalam tubuh. Tubuh kita juga membutuhkan bahan bakar seperti layaknya mesin, yaitu makanan yang kita konsumsi setiap hari sehingga makanan itu haruslah sesuai dengan jumlah aktifitas kita setiap hari. Makanan yang masuk ke dalam tubuh tidak bisa sembarang. Pasalnya, apabila banyak zat buruk masuk ke dalam tubuh, otomatis dapat menghambat kerja dan metabolisme, serta melemahkan daya tahan tubuh. Sebagai contoh misalnya makanan hewani yang memiliki kadar kolesterol yang tinggi dan sarat lemak tak jenuh.

Dalam jumlah yang tepat, lemak sebenarnya dibutuhkan tubuh sebagai sumber tenaga atau kalori, sama pentingnya dengan nutrisi lain semisal protein, karbohidrat, dan mineral. Karena elemen nutrisi yang seimbang dapat meningkatkan kesehatan dan mendukung kesehatan secara optimal. Seperti banyak diungkapkan oleh pakar kesehatan, makanlah beragam makanan agar mendapat semua nutrisi yang lengkap dan seimbang. Tetapi sering kali orang memandang konsep ini sebagai salah kaprah.

Alih-alih mau mengasup makanan bervariasi, yang ada malah sembarang makan tanpa melihat nilai gizi yang sesuai dengan kebutuhan tubuh. Hal itu dapat  membahayakan kesehatan dan pemicu timbulnya penyakit. Sebagai contoh seperti jantung koroner, diabetes, obesitas, tekanan darah tinggi, dan hiperkolesterolemania. Oleh karena itulah, betapa pentingnya untuk mengatur pola makan agar tubuh kita dapat mendapakan  gizi yang seimbang dan dapat bekerja secara optimal. Oleh karena itu, lakukan diet yang disesuaikan dengan kebutuhan tubuh Anda dan juga tujuan semula.